Macam-Macam Alat Musik Tradisional Nusantara
SULING
Suling adalah alat
musik dari keluarga alat musik tiup kayu. Suara suling berciri lembut dan dapat
dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik.Suling modern untuk para ahli
umumnya terbuat dari perak dan emas atau campuran keduanya. Sedangkan suling
untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.
Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf
dimulai dari middle C. Akan tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada
kunci tambahan untuk mencapai nada B di bawah middle C. Ini berarti suling
merupakan salah satu alat musik orkes yang tinggi, hanya piccolo yang lebih
tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah suling kecil yang ditalakan satu oktaf
lebih tinggi dari suling konser standar. Piccolo juga umumnya digunakan dalam
orkes. Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat
(diciptakan dan dirintis oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi,
adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke atas dan profesional. Suling
open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki
lubang di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada
pemain tingkat konser. Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan
bahkan beberapa para ahli) memilih closed-hole plateau key. Para pelajar
umumnya menggunakan penutup sementara untuk menutup lubang tersebut sampai
mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat. Beberapa orang
mempercayai bahwa kunci open-hole mampu menghasilkan suara yang lebih keras dan
lebih jelas pada nada-nada rendah. Suling konser disebut juga suling Boehm,
atau suling saja.
REBAB
Rebab Adalah alat
musik yang menggunakan penggesek dan mempunyai tiga atau dua utas tali dari
dawai logam (tembaga) ini badannya menggunakan kayu nangka dan berongga di bagian
dalam ditutup dengan kulit lembu yang dikeringkan sebagai pengeras suara. Alat
ini juga digunakan sebagai pengiring gamelan, sebagai pelengkap untuk
mengiringi sinden bernyanyi bersama-sama dengan kecapi. Dalam gamelan Jawa,
fungsi rebab tidak hanya sebagai pelengkap untuk mengiringi nyanyian sindhen
tetapi lebih berfungsi untuk menuntun arah lagu sindhen. Sebagai salah satu
dari instrumen pemuka, rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel,
terutama dalam gaya tabuhan lirih. Pada kebanyakan gendhing-gendhing, rebab
memainkan lagu pembuka gendhing, menentukan gendhing, laras, dan pathet yang
akan dimainkan. Wilayah nada rebab mencakup luas wilayah gendhing apa saja.
Maka alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas jalan alur lagu gendhing. Pada
kebanyakan gendhing, rebab juga memberi tuntunan musikal kepada ansambel untuk
beralih dari seksi yang satu ke yang lain.
SITER
Siter Mempunyai getaran khas. Jernih dan ringan. Agak
berbeda dengan suara yang dihasilkan alat musik yang kebanyakan kita kenal.
Maklum, alat musik tradisional ini sudah jarang dimainkan. Namanya siter,
sebuah alat musik yang mempunyai komponen menyerupai gitar. Detailnya, alat
musik ini berbentuk persegi panjang berukuran 20×50 cm. Terdiri dari badan
siter yang terbuat dari kayu jati dan 24 senar di masing-masing sisi. Beda
dengan gitar yang hanya mempunyai satu sisi, siter punya dua. Satu sisi disebut
pelog dan yang lain slendro. Alat ini biasanya digunakan untuk mengiringi
gamelan.Dari seluruh proses pembuatan, saat tersulit waktu menyetem senar. Pada
penyeteman ini benar-benar membutuhkan rasa dari hati. Tetapi sayangnya dengan
kemajuan zaman alat ini sudah tidak lagi diminati oleh anak-anak muda zaman
sekarang. Sungguh-sungguh memprihatinkan.
PANTING
Panting Panting adalah salah satu alat musik akustik pada
perangkat musik panting yang dipergunakan oleh para pemain musik panting
terutama di provinsi Kalimantan Selatan. Lagu-lagu yang dibawakan adalah
lagu-lagu daerah dengan bahasa Banjar seperti Kambang Goyang, Paris Barantai,
dst. Pada umumnya alat musik ini terbuat dari bahan kayu nangka.
KOLINTANG
Kolintang Kolintang merupakan alat musik khas dari Minahasa
(Sulawesi Utara) yang mempunyai bahan dasar yaitu kayu yang jika dipukul dapat
mengeluarkan bunyi yang cukup panjang dan dapat mencapai nada-nada tinggi
maupun rendah seperti kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau sejenisnya
(jenis kayu yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun
sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar). Kata Kolintang berasal dari
bunyi : Tong (nada rendah), Ting (nada tinggi) dan Tang (nada tengah). Dahulu
Dalam bahasa daerah Minahasa untuk mengajak orang bermain kolintang: "Mari
kita ber Tong Ting Tang" dengan ungkapan "Maimo Kumolintang" dan
dari kebiasaan itulah muncul nama "KOLINTANG” untuk alat yang digunakan
bermain. Pada mulanya kolintang hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang
diletakkan berjejer diatas kedua kaki pemainnya dengan posisi duduk di tanah,
dengan kedua kaki terbujur lurus kedepan. Dengan berjalannya waktu kedua kaki
pemain diganti dengan dua batang pisang, atau kadang-kadang diganti dengan tali
seperti arumba dari Jawa Barat. Sedangkan penggunaan peti sesonator dimulai
sejak Pangeran Diponegoro berada di Minahasa (th.1830). Pada saat itu, konon
peralatan gamelan dan gambang ikut dibawa oleh rombongannya. Adapun pemakaian
kolintang erat hubungannya dengan kepercayaan tradisional rakyat Minahasa,
seperti dalam upacara-upacara ritual sehubungan dengan pemujaan arwah para
leluhur. Itulah sebabnya dengan masuknya agama kristen di Minahasa, eksistensi
kolintang demikian terdesak bahkan hampir menghilang sama sekali selama ±
100th.
GENGGONG
Genggong Alat musik ini termasuk dalam jenis alat musik tiup
yang terbuat dari pelepah daun enau. Secara etimologis kata genggong bersala
dari kata geng (suara tinggi) disebut genggong lanang dan gong (suara rendah)
disebut wadon, sehingga musik genggong selalu dimainkan secara berpasangan.
Musik genggong secara orkestra dapat dimainkan dengan alat musik yang lain
seperti petuq, seruling, rincik dan lain-lain.
TALEMPONG
Talempong Talempong adalah sebuah alat musik khas Minangkabau. Bentuknya
hampir sama dengan gamelan dari Jawa. Talempong dapat terbuat dari kuningan,
namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu, saat ini talempong dari jenis
kuningan lebih banyak digunakan. Talempong ini berbentuk bundar pada bagian
bawahnya berlobang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang
menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat tangga nada (berbeda-beda).
Bunyi dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.
Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tari piring yang khas, tari
pasambahan, tari gelombang,dll. Talempong juga digunakan untuk menyambut tamu
istimewa. Talempong ini memainkanya butuh kejelian dimulai dengan tangga
pranada DO dan diakhiri dengan SI. Talempong diiringi oleh akor yang cara memainkanya
sama dengan memainkan piano.
CANANG
sumber :http://itmamulwafa.blogspot.com/2012/10/macam-macam-alat-musik-tradisional_10.html
0 komentar:
Posting Komentar